Kartu Tarot

on Sabtu, 29 Januari 2011


Kartu Tarot merupakan sebuah medium yang juga memiliki fungsi selayaknya Peta Perjalanan Jiwa bagi para pengembara spiritual. Tarot adalah sekelompok kartu berjumlah 78 lembar yang umumnya digunakan untuk kepentingan spiritual atau ramalan nasib. 22 kartu disebut Arcana Mayor dan 56 kartu disebut Arcana Minor. Set Tarot yang paling populer adalah Tarot Rider-Waite-Smith yang diciptakan oleh A.E Waite dan ilustrator Pamela Colman Smith. Dokumen sejarah mengindikasikan bahwa Tarot berasal dari Italia. Sampai saat ini, permainan kartu Tarocchi masih sangat populer di Eropa.



22 kartu yang tergolong dalam Arcana Mayor sering disebut sebagai kartu trump, yang berarti mereka memiliki keunggulan dibandingkan dengan kartu-kartu Arcana Minor.

Arcana Mayor


Kartu Arkana Mayor merupakan kartu utama yang menyimbolkan perjalanan hidup kita menuju pencerahan. Kartu ini dimulai dari angka 0 yang digambarkan sebagai The Fool dan diakhiri dengan angka 21 digambarkan sebagai The World. Sedangkan kartu Arkana Minor terbagi menjadi 4 perlambang yakni: Pedang, Tongkat, Koin dan Cangkir. Setiap perlambang terdiri dari 4 kartu kerajaan (dayang, pangeran, ratu dan raja) dan sisanya berupa kartu angka-angka yang dimulai dari 1 (kartu As) hingga 10.Berikut susunan kartu-kartu Arcana Mayor:

0 - The Fool
I - The Magician
II - The High Priestess (or The Popess)
III - The Empress
IV - The Emperor
V - The Hierophant (or The Pope)
VI - The Lovers
VII - The Chariot
VIII - Strength
IX - The Hermit
X - Wheel of Fortune
XI - Justice
XII - The Hanged Man
XIII - Death
XIV - Temperance
XV - The Devil
XVI - The Tower
XVII - The Star
XVIII - The Moon
XIX - The Sun
XX - Judgment
XXI - The World


Arcana Minor

56 kartu Arcana Minor sendiri tebagi menjadi 4 jenis kartu. Menurut tradisi Italia, jenis-jenis kartu tersebut adalah Pedang, Cawan, Tongkat, dan Koin. Kelompok-kelompok tersebut terdiri dari kartu As, 2-10, dan kartu-kartu royal: Jack (disebut juga Page atau Knave), Knight (Ksatria), Queen dan King. Jumlah kartu tiap kelompok adalah 14 kartu.

Bandingkan kartu Arcana Minor dengan kartu remi modern, yang lebih dikenal dengan sebutan kartu Sekop, Hati, Keriting, dan Diamond dalam kartu remi. Setiap kelompok kartu Remi memiliki 13 kartu, yaitu As, 2-10, Jack, Queen dan King. Asal muasal kartu Remi pun berkaitan dengan kartu Tarot. Peradaban Eropa mulai memainkan kartu Remi dalam periode 1375-1380.

Dalam budaya Barat, kartu Tarot dipercaya memiliki kemampuan untuk meramal masa depan, nasib dan peruntungan, kartu Tarot bahkan dipakai sebagai alat untuk mencapai alam bawah sadar. Di negara-negara seperti Prancis, Italia, Swiss, Austria dan Jerman, Tarot masih menjadi permainan kartu favorit.

Sejarah


Gereja Katolik dan pemerintah daerah di Eropa tidaklah selalu melarang permainan Tarot. Beberapa daerah bahkan memperbolehkan warganya memainkan Tarot dimana permainan kartu sejenis lainnya jelas-jelas dilarang.

Hak eksklusif tersebut tidaklah berlangsung lama. Pada akhir abad ke-14 seorang penceramah dari Swiss, Johannes von Rheinfelden, secara tiba-tiba menyerang perjudian dan permainan kartu. Tractus de moribus et disciplina humanae conversationis diterbitkan di tahun 1370 (Beberapa ahli menyatakan 1377).
Sebagai akibat dari pernyataan ini, John I dari Castile, pemerintah Firenze dan Basel secara bersamaan menerbitkan larangan bermain kartu. Beberapa tempat seperti Regensburg dan Duchy of Brabant pun menerbitkan larangan serupa di tahun 1379. Bernard Siena memberi ceramah bahwa kartu bermain adalah hasil ciptaan Setan.
Sekilas sejarah tarot di atas masih salah satu dari pendapat tentang asal-muasal keberadaan kartu tarot dan kartu Tarot hingga kini masih menjadi misteri. Tak seorang pun tahu secara pasti di mana dan kapan awal tarot ditemukan. Konon juga, tarot pada awalnya didesain di lembaran daun emas yang tersimpan rapi serta menjadi bahan penelitian di masa khilafah Iskandariyah. Namun, belum sempat tuntas penelitian tersebut, perpustakaan kuno yang terkenal akbar itu keburu dibumihanguskan.

Walau begitu, menurut catatan-catatan sejarah, tarot diperkirakan sudah lahir semenjak sebelum Nabi Musa; baru pada abad ke-14 mulai dikenal di benua Eropah. Berkat jasa para naib atau kiai Mesir yang memperkenalkannya dalam rangka menguji karomah para santri pada abad kejayaan Islam di Spanyol.

Sebagaimana yang telah diuraikan di atas, sepintas telah disinggung, bahwa tarot dinyatakan masuk Spanyol pada permulaan abad ke-13. Dikenal dengan istilah naypes atau naib, artinya dalam bahasa Arab adalah wakil.

Idris Shah dalam bukunya The Sufis mengatakan bahwa bahan-bahan asli tarot yang digunakan dalam helai-helai kartu tarot merupakan hasil penemuan yang sampai hari ini masih ada. Wakil di sini dimaksudkan merupakan representasi ajaran para penghayat sufi yang menguraikan adanya pengaruh alam kosmik kepada kemanusiaan.

Tulisan ES Taylor dalam bukunya The History of Playing Cards (1865) memperkuat teori bahwa tarot masuk ke Eropah melalui Spanyol dan Itali pada awal 1300-an Masehi oleh orang-orang muslim Saracen.

Dari beberapa ragam referensi yang tersebar luas juga tercatat dugaan bahwa perjalanan tarot datang dari China dan mendapatkan bentuk perkembangannya di India.

"Dari China"

Banyak orang memperkirakan permainan kartu sesungguhnya berasal dari China dan Korea sejak abad 10-12 Sebelum Masehi, berdasarkan desain uang kertas.

Hampir dapat dipastikan perkenalan tarot yang lebih intens karena peran para jipsi yang meninggalkan India ke Mesir, Fez, Maroko, diikuti kemudian jejak para sufi, dan penganut kabala pada zaman Nabi Musa. Para jipsi tersebut kemudian hidup mengembara secara cerdas di Eropah dan Asia. Sampai dengan saat ini dokumen asli ke-22 Arkana Utama kartu tarot masih tersimpan di musium di Kota Fez, Maroko.

Tahun 1367 penguasa di kota Bern, Swiss, pernah melarang secara resmi permainan tarot sebagai ajang perjudian. Kelak, tahun 1376 penguasa kota Firenze, ibu kota provinsi Tuscany di Italia, mengikuti langkah yang dirintis penguasa kota Bern.

Tahun 1392 terdokumentasi 17 helai desain tarot yang diciptakan oleh Jacquemin Gringonneur sebagai persembahan pada Raja Charles VI Prancis dan kini tersimpan di Bibliotheque Nationale di Paris. Dalam perkembangannya di kemudian hari, pada penghujung abad ke-15, tarot de Marseilles menjadi sangat kondang sampai hari ini.

Perlu diingat, di India permainan kartu tidak digunakan sebelum awal kemunculannya di daratan Eropah. Kumpulan kartu mereka berbentuk bulat terdiri dari 8-10 kemasan kartu yang masing-masing terdiri dari 12 helai kartu. Yang menarik, keempat lengan Dewi Ardhanari digambarkan memegang piala, tongkat, pedang dan cincin sebagai simbol materi atau uang. Namun, khusus desain Dewi Ardhanari sama sekali tak pernah diperkenalkan atau digambar secara sembarang pada kartu.

Tarot kemudian semakin berjaya di utara Itali pada awal abad ke-15. Berkat jasa penciptaan keluarga bangsawan Visconti-Sforza pada 1432-1440, yang mencipta desain kartu tarot sesuai dengan cita rasa kesenian yang berkembang saat itu, sebagai hadiah istimewa bagi pernikahan putra-putri mereka.

Pada akhir abad ke-18, tatkala terjadi Revolusi Perancis, seni membaca tarot berkembang dengan pesat karena kondisi negara yang pada saat itu serba tak pasti. Sehingga, ini membawa keberuntungan bagi Etteilla dan Madame Lenormand yang mencipta beragam desain tarot dan kemudian menjadi bahan rujukan sampai hari ini.

Sejak saat itu nama dan desain yang semula dibuat bangsawan Itali mengalami perubahan besar dan desain terbaru tersebut menjadi kunci dasar perkembangan tarot di kemudian hari.

Awal abad 20 semakian berkembang dengan perkenalan berbagai kumpulan disain tarot yang diterbitkan Inggris dan Amerika berdasarkan kebudayaan mistik Barat, Kabalah, yang erat hubungannya dengan dunia astrologi. Di antaranya kartu-kartu terkemuka tersebut umum telah kita kenali kemasan Tarot Waite, Crowley, Case dan Zain.

Semenjak tahun 1960 kreativitas para seniman tarot membuat loncatan besar dalam memproduksi desain-desain baru tarot di segenap penjuru dunia. Belum lagi terhitung para seniman yang menerbitkan disain tarotnya secara sangat pribadi. Satu pertanda bahwa manusia dari zaman mana pun dengan beragam keyakinan tetap memerlukan jawaban yang mudah dan cepat dipahami saat tersandung masalah.

'Kemurnian'

Teori tentang kemurnian asal tarot sampai hari ini masih seru diperdebatkan. Namun, tak ada salahnya kita catat mereka yang berjasa membuat penelitian tentang tarot antara lain adalah Court de Gebelin (1723-1767), yang meyakini tarot berawal sebagai alat inisiasi di Mesir untuk menjadi pendeta. Keyakinan Gébelin keliru setelah Champollion berhasil menemukan cara membaca huruf Mesir Kuno (hieroglyph).

Sampai detik ini para peneliti tentang Mesir Kuno tidak pernah menemukan kata Tar dan Ro dalam bahasa Mesir Kuno seperti apa yang pernah diklaim oleh Gébelin. Tetapi, pada saat Champollion berhasil memecahkan kode kode hieroglyph itu, The Book of Toth, sebuah buku yang menjelaskan tentang mistik Mesir Kuno sudah telanjur beredar dengan luas dan dipercaya oleh masyarakat umum.

Etteila, seorang peramal di masa kejayaan Napoleon yang mendalami keeratan hubungan deskripsi angka-angka ilmu hitung menemukan adanya kemurnian hubungan erat desain tarot Thoth-Hermes. Sebagaimana dipercayai bahwa Dewa Thoth adalah konsultan dewa Osiris yang terkenal sebagai dewa kebijaksanaan yang mempunyai keahlian menulis, pengukur waktu, penemu angka bilangan.

Eliphas Levi (1810-1875), pada tahun 1854 memublikasikan bukunya Dogme et Rituel de la Haute Magie atau yang dalam Bahasa Inggris lebih dikenal dengan Transcendental Magic, dikenal sebagai pendiri fondasi meramal dengan kartu Tarot. Ia menolak ide Etteila, tetapi kembali kepada pemikiran Gébelin, dengan menambahkan sistem Kaballah (mistik Ibrani Kuno) dan empat elemen alkemi pada kartu tarot.

Papus (1865-1916), seorang ahli fisika dan filsafat ilmu gaib yang menulis buku The Tarot of the Bohemians. Papus meyakini bahwa kartu-kartu tersebut murni berasal dari Mesir. Menggambarkan ujian dan pembayatan di bawah piramid.

Tatkala kuil-kuil yang penuh misteri runtuh maka para ahli tafsir agama memutuskan bahwa kebajikan adalah sesuatu yang sangat luhung untuk dipahami orang biasa, sehingga mereka akhirnya merahasiakannya dan hanya diajarkan kepada orang-orang yang memang sudah mencapai kemakrifatan saja. Bagi masyarakat awan, cukup diberikan dasar-dasar permainan lambang yang tidak mengundang bahaya. Adalah orang-orang jipsi yang memperkenalkan lambang-lambang itu dengan csecara mudah dipahami.

AE Waite (1857-1942), berkebangsaan Inggris, ahli filsafat ilmu gaib dan salah satu anggota Golden Dawn, berpendapat ada unsur-unsur kesengajaan membelokkan perhatian guna menjaga kerahasiaan lambang-lambang kearifan tarot. "Lambang-lambang luhur Tarot berbicara melalui bahasa alam semesta yang tidak dibatasi oleh bahasa manusia atau lambang-lambang dangkal. Bahasa alam semesta mudah dipahami hanya dengan kejiwaan yang sehat, jernih, dan bening sebagaimana kita mengenali huruf alfabet dan mampu menyusun kata dan membentuk arti-arti tertentu."

Aleister Crowley (1875-1947), yang juga salah seorang anggota Golden Dawn, menganggap keaslian tarot tidak perlu dipermasalahkan secara dramatis. Dia mngatakan bahwa masing-masing orang mempunyai peta lambang dari Yang Maha Akbar menurut proses tanjakan kejiwaannya untuk mencapai dimensi lebih tinggi. Dan untuk memahami setiap lambang kartu, seseorang dianjurkan untuk menetapkan temuan kearifan kartu-kartunya berdasar waktu dan perkembangan kepribadian masing-masing orang.

Paul Foster Case (1884-1954), seorang perintis yang sukses memgembangkan kursus tarot melalui surat-menyurat, menganggap bahwa tarot dicipta orang pada abad XI Masehi di Fez, Maroko sejak hancurnya perpusatakaan akbar di Iskandariah. Maksudnya untuk tetap memelihara kebijaksanaan di planet bumi ini untuk tidak punah. Case membuka kursus tarot dengan menggalakkan meditasi yang berhubungan dengan tarot- astrologi, angka bilangan, warna, suara dan Pohon Kehidupan.

Banyak juga orang beranggapan bahwa Hugh de Payens, salah seorang anggota Knight of Templar turut mempunyai andil besar dalam memperkenalkan Eropah pada filsafat dan seni budaya Timur pada tahun 1188 Masehi.

C.C. Zain dalam bukunya yang kondang di India dan Mesir meyakini bahwa Tarot datang melalui Atma Bodha atau Book of Soul Knowledge. Disain Tarotnya berlatar belakang berdasar deskripsi pelambang Iamblichus, yakni seorang Neoplatonis abad ke-4 Sebelum Masehi.

P.D. Ouspensky (1878-1947) menyampaikan teori lain yang mengatakan bahwa penemu tarot sesungguhnya adalah seorang ahli filsafat dan alkemi, bernama Raymond Lully yang hidup pada abad ke-13 dan menulis buku "Philosophical Machine". Masih menurut Ouspensky, ia juga memperkirakan bahwa tarot sesungguhnya merupakan rangkaian sipnosis dari ilmu hermetik. Yakni tak lain adalah suatu sistem yang mempelajari hubungan kejiwaan manusia dengan alam gaib dan dunia yang nyata.

Ani Sekarningsih, CTGM (1940-....), yang merintis perkenalan tarot di Indonesia lebih tembus pandang, mengatakan: "Masa depan selalu merupakan permainan teka-teki yang ingin dijembatani siapapun. Tetapi dalam mengungkap rahasia hidup, ternyata akal tak selalu mampu menembusnya.

Pola pendidikan selama ini hanya menitik beratkan pada penggunaan akal hanya buat berpikir rasional. Tidak terbetik dalam pemikiran kelompok para pendidik untuk menjadwalkan suatu kurikulum yang meluangkan pentingnya latihan intensitas mengasah kejiwaan.

Adalah Freud dan Gustav Carl Jung yang telah berjasa merintis pentingnya ilmu kejiwaan itu. Yang dengan arif merka mengakui bahwa tarot adalah salah satu alat bantu yang cukup mustajab untuk mengembalikan kepercayaan diri dan menemukan potensi seseorang.

Terpublikasinya bunga Rampai Wacana Tarot (2001) dan Tarot Wayang serta buku Panduan Tarot Wayang yang ditulis dalam dua bahasa, Indonesia-Inggris (2002) maka patut diakui tarot di Indonesia dalam waktu singkat berkembang dengan pesat dan dikenal hampir di seluruh kota di Indonesia. Bahkan, khususnya kehadiran Tarot Wayang kini semakin dikenal di mancanegara.
Tarot-tarot tertua saat ini dibuat pada awal sampai pertengahan abad ke-15. Ketiga set kartu tersebut adalah milik keluarga Visconti, keluarga yang paling berkuasa di Milan pada saat itu. Kartu-kartu tersebut dilukis untuk merayakan perkawinan antara keluarga Visconti dan Sforza, kemungkinan besar oleh Bonifacio Bembo dan pelukis-pelukis miniatur dari Ferrara. 35 kartu disimpan di Perpustakaan Pierpont Morgan, 26 kartu di Accademia Carrara, 13 kartu di Casa Colleoni, dan 4 kartu (Devil, Tower, Three of Swords, dan Knight of Coins) tidak dapat ditemukan, atau mungkin tidak pernah dibuat. Set kartu 'Visconti-Sforza' ini direproduksi secara meluas. Dalam set tersebut, Minor Arcana (kartu-kartu Pedang, Tongkat, Koin dan Cawan) dan Major Arcana digabungkan untuk merefleksikan ikonografi konvensional pada saat itu

"Tarocchi"

Kartu Tarot berasal dari Italia. Pada awalnya, permainan kartu tersebut bernama Carde da Trionfi, atau Kartu Kejayaan (Trionfi: berjaya atau menang, triumph). Sebanyak 28 dokumen tertanggal 1442-1463 mencantumkan permainan kartu bernama Trionfi. Kartu-kartu Trionfi tersebut pun masih dapat dijumpai saat ini. Setelah mendapat pengaruh dari Prancis, nama Trionfi berubah menjadi Tarocchi.
Kepopuleran kartu Tarot diperkirakan bermula sejak Antoine Court de Gebelin menerbitkan sebuah buku pada tahun 1781. Buku tersebut menyatakan bahwa pendeta-pendeta Mesir kuno telah melukis kartu Tarot berdasarkan Buku Thoth. Mereka kemudian membawa gambar-gambar tersebut ke Roma untuk dipersembahkan kepada Paus. Paus kemudian memperkenalkan Tarot ke Avignon, Prancis pada abad ke-14. Penjelasan Court de Gebelin dianggap tidak akurat karena tidak didukung oleh bukti-bukti sejarah dan ditulis sebelum Champollion menerjemahkan bahasa Mesir kuno, Hieroglif (Hieroglyph)

Ilustrasi dan interpretasi Tarot berkembang sejalan dengan perkembangan zaman. Seringkali, ilustrasi Tarot dibentuk untuk melayani pandangan mistis dan kebutuhan penggunanya.
Berdasarkan interpretasi Arthur Edward Waite, artis Pamela Colman Smith melukis satu set lukisan Major Arcana. Hasil karya mereka kemudian diterbitkan oleh perusahaan percetakan, Rider Company. Set Tarot ini menjadi set yang paling populer di peradaban modern. Set kartu tersebut dikenal juga dengan sebutan Tarot Rider-Waite-Smith. A.E. Waite menerbitkan buku petunjuk interpretasi Tarotnya, The Pictorial Key to the Tarot (1910).
Dua puluh dua kartu yang terdapat dalam Arcana Mayor banyak menimbulkan perdebatan, baik arti dari set itu sendiri, maupun interpretasi masing-masing kartu. Secara umum, Arcana Mayor dimengerti sebagai perjalanan hidup the Fool (si Pandir), melalui segala prahala dan rintangan sampai akhirnya dia menemukan kebijaksanaan. Pengertian tersebut diusulkan oleh Eden Gray pada pertengahan abad ke-20.
Tarot dikaitkan dengan berbagai bidang studi seperti Astrologi, Numerologi Pythagoras, Kabalah, I Ching, dan lain-lain. Empat simbol Minor Arcana sering diasosiasikan dengan empat elemen dasar: udara (Pedang), api (Tongkat), air (Cawan), dan tanah/batu (Pentacle/Koin).



Sumber:
http://id.wikipedia.org/wiki/Kartu_Tarot
http://www.indospiritual.com/artikel_sejarah-kartu-tarot
http://www.indotarot.com/tentang-tarot

0 komentar:

Posting Komentar